Senin, 14 November 2011

VISI KELUARGA



“AIR PANASNYA diminum dulu Kak Zul”, Aisyah meletakkan baki berisi secangkir teh dan sepiring kecil pisang goreng. Ia memperhatikan suaminya yang sibuk membenahi kertas-kertas kerjanya. “Gimana Kak naskahnya, jadi terbit pekan ini?”, tanyanya sembari duduk di kursi depan meja kerja.

“InsyaAllah De’, hari ini editing terakhir”, Zulvy meneguk cangkirnya, “Hmhh…ahh…Alhamdulillah, enak juga, kirain cuma bisa bikin program komputer doang.” Kerling matanya menggoda Aisyah. 

“Enak aja, pas kuliah aja ‘Isyah jarang di dapur. Abis, programmer ‘kan tahu sendiri. Udah deh Kak masih pagi ngga usah iseng, ntar lupa loh kerjaan di kantor” Aisyah berdiri membawa baki kosong berbalik ke dapur. Di wajahnya tersungging senyum, bahagia mendapatkan suami yang selalu membuatnya riang. 

Zulvy memandangi jilbab coklat muda yang berkibar menutup diri istrinya. Serasi. Ia teringat masa-masa awal setelah akad mereka. 

“Aku tidak mempunyai apa-apa yang patut dibanggakan. Tapi aku punya tanggung jawab untuk tidak menyia-nyiakanmu. Aku menghitung ini semua sebagai investasi akheratku di hadapan Allah. Ingatlah kita sedang membangun peradaban. Kita mengemban misi dakwah dengan pernikahan ini.” Zulvy menatap dalam mata isterinya. 

“Aku tidak memilihmu karena apa-apa, aku hanya yakin engkau dapat membawaku kepada Allah. Aku berdo’a mampu memberikan semua yang kau butuhkan untuk investasi itu. Aku tidak ingin mengulang kesalahan zaman, melahirkan anak-anak yang kering dengan kasih sayang dan kesibukanku untuk mereka. Jika mereka menjadi pelajar cukuplah, tak perlu sekaligus menjadi preman. Tak perlu ada hobi tawuran dalam dirinya.” Jawab Aisyah, sembari menunduk, mempermainkan cincin perkawinannya. 

“Baiklah, ini visi kita, pelayaran pun baru kita mulai. Akan banyak badai di depan. Bantu aku menghadapinya,” Zulvy tersenyum. Penuh makna. 

“Kak…, Kak Zul... Kak…, Nach ya… senyum-senyum sendiri. Masih pagi Kak, istighfar. Ngelamunin Isyah ya…ngaku aja deh. Tenang aja Kak, Isyah nggak kemana-mana kok. Udah deh Kak, anterin Isyah ngampus yuk, Mo ketemu pembimbing, ntar telat nih” Aisyah menyadarkan Zulvy sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depan mata Zulvy. 

“Huhh Ge-eran nih jadi akhwat… Yuk”. Zulvy menggamit lengan istrinya. Mesra. 



Al Izzah

Minggu, 16 Oktober 2011

Pilih Tablet atau Notebook???

Konsep komputer telah berubah. Jika dulu kita membayangkan sebuah komputer merupakan produk berdesain kotak yang terkesan kaku dan dilengkapi keyboard, lain halnya sekarang. Komputer muncul dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk tablet yang mengandalkan layar sentuh tanpa bantuan papan ketik.
Meningkatnya popularitas tablet PC tersebut kini malah dituding sebagai salah satu penyebab melambatnya pertumbuhan penjualan notebook dan netbook. Padahal, rata-rata vendor dan media memosisikan komputer tablet ini sebagai komputer kedua, sebagai pelengkap laptop atau notebook.
Tapi di sisi konsumen, sering muncul kebingungan antara membeli tablet PC atau notebook. Ditambah gencarnya aksi penjual yang mempromosikan barang dagangannya, seringkali konsumen kurang puas akibat salah membeli.
Untuk memastikan Anda dapat memaksimalkan produk yang dibeli, berikut tiga langkah yang dapat dijadikan panduan pengambilan keputusan saat harus memilih antara tablet PC dan notebook.
Kenali kebutuhan AndaMeskipun sama-sama tergolong sebagai komputer, namun tablet dan notebook dirancang untuk cara penggunaan dan tujuan yang berbeda. Bahkan, kebanyakan tablet PC yang beredar memiliki sistem operasi yang berbeda.
Akibat adanya perbedaan sistem operasi ini, maka aplikasi atau software yang digunakan juga otomatis berbeda. Misalnya, untuk notebook berbasis sistem operasi Microsoft Windows, Anda mungkin akan menggunakan Microsoft Office atau Open Office untuk membuka naskah atau menyelesaikan laporan keuangan.
Tapi di komputer tablet, aplikasi yang digunakan sama berbeda, baik dari segi kemampuan, fitur, dan cara penggunaan. Jadi pastikan kebutuhan Anda akan dapat dipenuhi perangkat yang baru dibeli tersebut.
Perbedaan mendasar lainnya terletak pada penggunaan keyboard. Walaupun Anda dapat menggunakan komputer tablet dengan keyboard tambahan, namun hampir semua aplikasi untuk tablet dirancang untuk memaksimalkan penggunaan layar sentuh.
Jadi jika Anda banyak melakukan input teks seperti mengetik naskah yang panjang, memasukkan data, dan hobi bermain game serius, disarankan Anda membeli notebook. Namun, jika aktivitas komputer Anda hanya sebatas browsing Internet, chatting, mengetik naskah pendek, mencatat buku harian, mendengarkan lagu, bermain game yang santai, serta jarang mengetik, maka tablet PC dapat memenuhi kebutuhan Anda. Pastikan aplikasi yang Anda butuhkan ada di platform yang diinginkan.
Hitung dananyaBegitu sudah mengenali kebutuhan Anda, kini pastikan dana yang dimiliki cukup. Saat menghitung dana yang disiapkan untuk membeli tablet atau notebook, pastikan ada dana tambahan untuk membeli aksesoris pendukung atau garansi tambahan.
Beberapa tablet PC juga telah dilengkapi fasilitas mobile Internet terintegrasi, yang memungkinkan koneksi Internet melalui jaringan koneksi data operator seluler. Untuk notebook, seringkali Anda harus mengeluarkan dana ekstra untuk membeli dongle atau modem USB untuk terkoneksi ke Internet.
Tergantung merek dan spesifikasi, harga tablet PC berkisar antara Rp 1,5 juta — Rp 8 juta. Sedangkan untuk netbook, antara Rp 2,5 juta — Rp 6 juta dan notebook antara Rp 3 juta — Rp 30 juta. Seringkali, perbedaan harga terletak pada merek dan beberapa fitur yang dimilikinya.
Salah satu keuntungan membeli tablet keluaran merek terkenal adalah dukungan purna jual serta nilai jual kembali yang lebih baik. Sedangkan untuk notebook, mengingat spesifikasinya yang cenderung lebih seragam, merek, desain, dan harga akan menjadi pertimbangan yang utama.
Mengingat harga tablet PC yang relatif lebih murah dibanding notebook dan netbook, tidak ada salahnya jika Anda memilih tablet PC. Tentunya jika memang tablet PC dapat memenuhi kebutuhan.
Seberapa tinggi mobilitas Anda?Mungkin inilah pertimbangan yang paling menentukan. Bagi yang sering bepergian, membawa notebook kadang cukup membebani akibat ukuran dan bobotnya. Apalagi jika Anda membawanya untuk waktu yang cukup lama, menggunakan tas notebook ala kadarnya.
Jika Anda memiliki mobilitas tinggi dan kebutuhan hanya sekadar presentasi atau mengakses Internet, maka tablet PC merupakan pilihan yang bijaksana. Selain ringan, tablet PC juga lebih dingin sehingga tidak menimbulkan masalah jika lupa dimatikan saat berada di tas. Daya tahan baterai yang panjang serta waktu menyala yang singkat juga menjadi nilai tambah yang patut diperhitungkan.
Kesimpulan
Komputer tablet boleh dibilang masih tergolong pendatang baru, sehingga perkembangannya masih dalam tahap awal. Ke depan, komputer tablet akan memiliki kemampuan dan kegunaan yang lebih banyak. Baik notebook dan tablet memiliki keunggulan dan kelemahannya tersendiri, jadi pastikan Anda tidak salah pilih. Selamat membeli.

sumber: yahoo

Kamis, 13 Oktober 2011

SISTEM KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN, PASAR KEUANGAN DALAM EKONOMI


1.1.            Sistem Keuangan

1.1.1.      Pengertian Sistem Keuangan
Sistem keuangan merupakan sekumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, peraturan-peraturan, teknik-teknik di mana surat-surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia. (Peter S. Rose, 7th Edition, 2000).

1.1.2.      Fungsi Sistem Keuangan
Sekurang-kurangnya ada tujuh fungsi pokok sistem keuangan:
1.      Fungsi tabungan (saving function)
Sistem keuangan menyediakan suatu mekanisme dan instrumen tabungan, misalnya saham dan obligasi.
2.      Fungsi kekayaan (wealth function)
Instrumen keuangan yang diperjualbelikan dalam pasar keuangan menyediakan cara terbaik untuk menyimpan kekayaan, yaitu menahan nilai aset yang dimiliki sampai dana tersebut dibutuhkan untuk dibelanjakan.
3.      Fungsi likuiditas (liquidity function)
Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan, dapat dikonversi menjadi kas atau uang tunai di pasar keuangan dengan resiko kecil.
4.      Fungsi kredit (credit function)
Sistem keuangan menyediakan kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi.
5.      Fungsi pembayaran (payment function)
Sistem keuangan menyediakan mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan jasa. Instrumen yang digunakan sebagai alat pembayaran antara lain: cek, giro, kartu kredit, dan kartu debit.

6.      Fungsi risiko (risk function)
Sistem keuangan menawarkan proteksi terhadap jiwa, kesehatan, harta, dan risiko penghasilan/kerugian, kepada semua unti usaha dan konsumen termasuk pemerintah.
7.      Fungsi kebijakan (policy function)
Sistem keuangan pada decade terakhir ini menjadi suatu alat utama bagi otoritas untuk melakukan kebijakan guna menstabilkan ekonomi dan mempengaruhi inflasi.

1.2.Lembaga Keuangan
1.2.1.      Pengertian Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama berbentuk aset keuangan (financial assets) atau tagihan (claims) dibandingkan dengan aset non financial (non financial assets). Sering lembaga keuangan disebut sebagai lembaga intermediasi keuangan.

1.2.2.      Klasifikasi Lembaga Keuangan
1.      Lembaga keuangan depositori
Lembaga keuangan depositori menjalankan kegiatan penghimpunan dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, atau simpanan berjangka), menerbitkan sertifikat deposito, dan memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran (transfer, kliring, dan sebagainya).

Yang dapat dikelompokkan dalam lembaga keuangan depositori dadalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat karena hanya bnak-bank inilah yang dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut, yaitu: menarik dana secara langsung dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit.

2.      Lembaga keuangan non depositori
Lembaga keuangan yang masuk dalam kelompok ini adalah semua lembaga keuangan yang kgiatan usahanya tidak melakukan penarikan dana secara langsung.
 










Gambar 1
Proses Intermediasi Keuangan

2.2.3.      Faktor-faktor yang Menyebabkan Meningkatnya Peran Lembaga Keuangan
1.      Naiknya pendapatan masyarakat
Terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat menyebabkan naiknya kemampuan menabung. Sejalan dengan itu, lembaga keuangan menawarkan berbagai jenis alternatif tabungan dan produk jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama kemudahan dalam melakukan transaksi.
2.      Perkembangan industri dan teknologi
Kebutuhan dana investasi oleh sektor industri semakin meningkat sejalan dengan pesatnya perkembangan industri dan teknologi. Untuk memenuhi kebutuhan sektor usaha tersebut, lembaga keuangan telah memperlihatkan kemampuannya untuk memenuhi semua kebutuhan modal sektor industri dalam jumlah besar.
3.      Denominasi instrumen keuangan
Beberapa jenis surat berharga yang ditawarkan melalui pasar keuangan slit dijangkau oleh penabung akibat denominasinya dalam jumlah besar. Lembaga keuangan yang memiliki kareakteristik usaha tersendiri dapat memberikan kesempatan penabung kecil untuk mendapatkan instrumen keuangan yang dapat dijangkau sesuai dengan dana yang mereka miliki.
4.      Skala ekonomi dan produk jasa-jasa
Dengan mengombinasikan sumber-sumber untuk menciptakan berbagai jenis jasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya produk atau jasa per unit dapat ditekan lebih rendah.
5.      Jasa-jasa likuiditas
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, lembaga keuangan menciptakan dan menjual produk atau jasa-jasa likuiditas yang memberikan kemudahan nasabah untuk mengatasi kesulitan likuiditasnya.
6.      Keuntungan jangka panjang
Lembaga keuangan memperoleh sumber dana berupa simpanan dari penabung dengan tingkat bunga yang relatif rendah. Dana tersebut selanjutnya disalurkan sebagai pinjaman jangka panjang dengan bunga yang lebih tinggi.
7.      Risiko lebih kecil
Meningkatnya kesadaran otoritas keuangan untuk menerapkan ketentuan kehati-hatian yang lebih ketat terhadap kegiatan usaha lembaga keuangan dan adanya program penjaminan atas simpanan menyebabkan risiko yang dihadapi penabung menjadi sangat kecil.

2.2.4.      Metode Transfer Dana dalam Sistem Keuangan
Pengalihan atau transfer dana dari penabung kepada peminjam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.      Pembiayaan langsung
Metode ini terjadi apabila penabung bertemu langsung dengan peminjam dan menukarkan dananya dengan aset financial tanpa ada bantuan dari pihak ketiga. Contoh: apabila kita meminjam dari seseorang dan memberikannya surat utang atau apabila kita membeli saham atau obligasi dari suatu perusahaan secara langsung.
2.      Pembiayaan semi langsung
Pembiayaan semi langsung adalah transaksi pinjam-meminjam uang yang melibatkan perantara pedagang efek. Proses transfer dana dengan surat utang antara peminjam dengan pemilik dana dilakukan melalui jasa perantara, yaitu broker dan dealer. Keterlibatan broker dan dealer di sini dapat mengurangi biaya transaksi dan biaya informasi.
3.      Pembiayaan tidak langsung
Pembiayaan ini dilakukan dengan bantuan lembaga intermediasi keuangan, yaitu bank, perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan, perusahaan efek, dan reksa dana. Lembaga intermediasi di satu pihak menerbitkan sekuritas sekunder kepada penabung dan di lain pihak menerima surat utang dari peminjamyang disebut sekuritas primer.

2.2.5.      Jenis-jenis Intermediasi Keuangan
1.      Intermediasi denominasi
Terjadi apabila lembaga intermediasi menerima tabungan dalam jumlah kecil kemudian memberikan kredit dalam jumlah yang jauh lebih besar.
2.      Intermediasi risiko
Kesediaan lembaga intermediasi memberikan kredit kepada peminjam tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya risiko tidak dibayarnya kembali kredit oleh debitur tersebut.
3.      Intermediasi jatuh tempo
Intermediasi ini dilakukan lembaga keuangan dengan menerima simpanan  dari penabung berjangka pendek, kemudian memberikan pinjaman dalam waktu yang lebih panjang.
4.      Intermediasi informasi
Berkaitan dengan proses penyediaan informasi kepada nasabah, baik yang tidak memiliki kesempatan mengikuti perkembangan pasar maupun yang memang tidak memiliki akses terhadap informasi yang relevan.
5.      Intermediasi mata uang
Mata uang penabung sering tidak sesuai dengan kebutuhan mata uang yang diinginkan peminjam. Oleh karena itu lembaga keuangan yang menerima tabungan dalam berbagai mata uang dapat memenuhi kebutuhan mata uang yang diinginkan peminjam.

2.2.6.      Risiko Lembaga Keuangan
Jenis-jenis risiko lembaga keuangan:
a.       Credit risk  atau risiko kredit
Risiko ini terjadi apabila jumlah arus kas yang seharusnya diterima, yang berasal dari kredit yang diberikan dan atau surat-surat berharga yang dimiliki, misalnya obligasi tidak dibayar secara penuh.
b.      Liquidity risk atau risiko likuiditas
Risiko ini terjadi apabila lembaga keuangan tidak memiliki dana untuk memenuhi semua penarikan oleh deposan, pemegang polis, atau pemegang unit penyertaan reksa dana terbuka.
c.       Interest rate risk atau risiko tingkat bunga
Risiko ini terjadi apabila jatuh tempo aset lembaga keuangan mengalami mismatch dengan kewajibannya.
d.      Market risk atau risiko pasar
Risiko ini terjadi apabila lembaga keuangan secara aktif memperdagangkan berbagai instrumen (asser and liabilities), termasuk derivatif, disbanding kalau hanya menahannya untuk investasi jangka panjang.
e.       Off balance sheet risk
Kegiatan off balance sheet adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang tidak terlihat atau tercatat dalam neracanya karena kegiatan ini tidak menyebabkan dan melibatkan terjadinya kepemilikan suatu aset atau penerbitan instrumen utang. Namun, kegiatan off balance sheet akan mempengaruhi kondisi neraca lembaga keuangan di masa depan karena menyebabkan penciptaan kontinjensi, baik asset maupun liabilities, yang secara potensial akan terealisasi.
f.       Foreign exchange risk atau risiko nilai tukar
Risiko ini terjadi apabila nilai tukar mengalami perubahan berlawanan yang mempengaruhi nilai asset dan liabilities lembaga keuangan.
g.      Country risk atau sovereign risk
Risiko ini terjadi apabila aset luar negeri yang dimiliki lembaga keuangan, misalnya obligasi yang diterbitkan suatu korporasi di luar negeri, tidak dapat dibayarkan atau diterima kembali sebagian atau seluruhnya oleh lembaga keuangan tersebut akibat negara di mana perusahaan penerbit obligasi tersebut membatasi atau melarang pembayaran kembali karena terjadinya kekurangan devisa atau adanya alas an politis lain.
h.      Operational risk atau risiko operasi
Risiko ini dapat berasal dari adanya kegagalan/kerusakan/gangguan terhadap teknologi atau dukungan sistem dalam kegiatan operasional lembaga keuangan.
i.        Insolvency risk
Risiko ini secara teknis terjadi ketika modal lembaga keuangan tidak mencukupi untuk menutup semua kerugiannya.

2.3.      Pasar Keuangan
2.3.1.      Pengertian Pasar Keuangan
Dalam arti sempit, pasar keuangan diartikan sebagai pasar di mana aset keuangan diterbitkan dan diperdagangkan. Dalam pengertian luas, pasar keuangan adalah pasar yang di dalamnya terdiri dari berbagai teknik dan instrumen untuk tujuan meminjam, memberikan kemudahan untuk investasi, melakukan konsumsi, menabung, dan memberikan keleluasaan untuk melakukan jual beli barang dan jasa.

2.3.2.      Peran Pasar Keuangan dalam Perekonomian
a.       Mentransfer dana dari unit surplus ke unit deficit
b.      Menyediakan mekanisme dalam proses penentuan harga aset keuangan
c.       Menawarkan likuiditas kepada pelaku pasar
d.      Mengurangi biaya-biaya transaksi

2.3.3.      Peserta Pasar Keuangan
a.       Pemerintah
b.      Bank-bank sentral
c.       Lembaga-lembaga keuangan
d.      Perusahaan-perusahaan besar
e.       Rumah tangga/individu

2.3.4.      Klasifikasi Pasar Keuangan
a.       Debt and equity markets
Debt market yaitu pasar yang menawarkan surat utang baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Equity market yaitu pasar yang menawarkan surat berharga jangka panjang atau menerbitkan ekuitas, misalnya saham.
b.      Money and capital markets
Pasar uang adalah pasar untuk dana-dana yang bersifat jangka pendek di mana lembaga-lembaga, perusahaan-perusahaan, atau individu yang memiliki kelebihan dana yang bersifat sementara dipinjamkan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang sedang mengalami kekurangan dana yang bersifat sementara.
Pasar modal adalah pasar untuk instrumen berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling banyak diterbitkan dalam pasar modal adalah obligasi dan saham.
c.       Primary and secondary market
Pasar perdana atau primary market adalah pasar keuangan di mana penerbitan surat-surat berharga dilakukan pertama kalinya, misalnya saham dan obligasi yang dijual langsung.
Pasar sekunder atau secondary market adalah pasar di mana transaksi jual beli surat-surat berharga yang sebelumnya diterbitkan dan ditawarkan di pasar perdana. Proses penawaran jual-beli saham dilakukan di bursa efek melalui jasa perusahaan efek.
d.      Over The Counter (OTC)
OTC artinya transaksi efek dilakukan oleh dealer yang masing-masing berada di tempat berbeda dan sepakat melakukan jual-beli tanpa melalui bursa efek.


2.3.5.      Instrumen Pasar Keuangan
Surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar keuangan ini pada dasarnya terdiri dari instrumen pasar uang dan pasar modal. Instrumen kedua pasar ini mendominasi transaksi yang dilakukan dalam pasar keuangan. Oleh karena itu sering kali dipersepsikan bahwa pasar keuangan adalah terdiri dari pasar uang dan pasar modal saja. Meskipun kenyataannya masih ada lagi pasar yang dapat dikategorikan dalam kelompok pasar keuangan, antara lain pasar atau bursa valuta asing dan pasar derivatif.


referensi: Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi 5. Jakarta: FEUI.

HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP EKONOMETRIKA


1.1.APA ITU EKONOMETRIKA?
- Ekonometrika didefenisikan sebagai ilmu sosial dimana perangkat teori ekonomi, matematika, dan statistic inferensial diterapkan dalam menganalisis fenomena ekonomi.
- Ekonometika sebagai suatu hasil dari suatu hasil tinjauan tertentu tentang peran ilmu ekonomi, mencakup aplikasi statistic matematik atas data ekonomi guna memberikan dukungan empiris terhadap model yang disusun berdasarkan matematika ekonomi serta memperoleh hasil berupa angka-angka.

1.2.MENGAPA KITA PERLU MEMPELAJARI EKONOMETRIKA?
                  Ekonometri memberikan muatan empiris (yaitu berdasarkan observasi atau eksperimen) terhadap hampir semua ilmu ekonomi. Jika dalam suatu studi atau eksperimen kita menemukan bahwa ketika harga satu unit barang/jasa naik sebesar satu dolar dan jumlah permintaan turun, katakanlah, 100 unit, maka kita bukan hanya menegaskan kaidah tentang permintaan, melainkandalam proses tersebut kita juga memberikan taksiran angka-angka mengenai hubungan antara kedua variable (harga dan jumlah permintaan atau kuantitas).
                  Bagi mahasiswa jurusan ekonomi dan manajemen (bisnis), ada alasan pragmatis dalam mempelajari ekonometrika. Sesudah lulus, dalam melakukan pekerjaannya, mungkin saja mereka diminta untuk meramalkan penjualan, tingkat suku bunga, dan jumlah uang beredar atau menaksir fungsi permintaan dan penawaran ataupun elastisitas harga suatu produk. Pakar ekonomi sering diminta menjadi konsultan oleh lembaga legislasi pusat (DPR) maupun daerah (DPRD) untuk kepentingan klien mereka ataupun kepentingan sebagian besar masyarakat. Jadi, pakar ekonomi yang menjadi konsultan bagi komisi DPRD yang bertugas mengendlikan harga BBM dan listrik mungkin diminta untuk menilai dampak kenaikan harga yang diusulkan terhadap jumlah permintaan akan listrik sebelum komisi tersebut menyetujui kenaikan harga BBM dan listrik. Dalam situasi semacam ini, para ekonom mungkin perlu mengembangkan fungsi permintaan akan listrik, yang akan memungkinkannya untuk menaksir elastisitas harga atas permintaan ; dalam hal ini, persentase perubahan jumlah yang diminta untuk setiap persentase perubahan harga. Pengetahuan tentang ekonometrika akan sangat membantu di dalam menaksir fungsi permintaan semacam itu.


1.3.METODOLOGI EKONOMETRIKA
Pada umumnya, analisis ekonometrika mengikuti metodologi berikut.
1.Membuat pernyataan teori atau hipotesis;
2.Mengumpulkan data;
3.Menentukan model matematis dari teori tersebut;
4.Menentukan model statistic, atau ekonometri, dari teori tersebut;
5.Menaksir parameter-parameter dari model ekonometri yang dipilih;
6.Memeriksa kecocokan model: pengujian spesifikasi model;
7.Menguji hipotesis yang didasarkan dari model;
8.Menggunakan model untuk melakukan prediksi atau peramalan.

a.d.1.Membuat Pernyataan Teori atau Hipotesis
               Langkah awal adalah mencari teori ekonomi yang cocok dengan topik yang ingin dipelajari. Kemudian membuat 2 hipotesis yang saling berbeda  yakni seperti HO dan H1.
Untuk mengetahui pengaruh kedua variabel, itu dapat ditentukan berdasarkan hipotesis yang lebih dominan. Bagaimana kita menentukan hipotesis mana yang lebih dominan? Maka inilah yang menjadi pertanyaan empiris.
a.d.2.Mengumpulkan data
Untuk keperluan empiris, kita perlu informasi kuantitatif tentang kedua variable. Ada 3 jenis data yang umumnya tersedia untuk keperluan analisis empiris.
*Data deret berkala (time series)
=>dikumpulkan selama kurun waktu tertentu, seperti data tentang PDB, kesempatan kerja, pengangguran, JUB, ataupun defisitanggaran belanja pemerintah.
Data ini bisa bersifat kuantitatif (misalnya harga, pendapatan,jub) ataupun kualitatif (misalnya laki-laki atau perempuan).
*Data lintas-sektoral (cross-sectional)
=>data tentang satu atau lebih variabel yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu, seperti survey pengeluaran konsumen yang pernah dilakukan oleh University of Michigan, AS.
*Data kelompok (gabungan antara data deret berkala dan data linta sektoral)
=>dalam data ini kita memiliki unsur-unsur data deret berkala sekaligus juga data lintas sektoral. Sebagai contoh, jika kita harus mengumpulkan data tingkat pengangguran di 10 negara selama 20 tahun, maka data itu merupakan data kelompok, yakni data tingkat pengangguran di masing-masing negara selama 20 tahun merupakan data deret berkala, sedangkan data tingkat pengangguran di 10 negara untuk suatu tahun tertentu merupakan data lintas sektoral.
         Ada data kelompok yang sifatnya khusus, yaitu data panel/  data longitudinal/ data mikropanel, dimana unit lintas sektoral yang sama disurvei secara berkala.

Sumber Data.
Keberhasilan sebuah studi ekonometrika akan tergantung pada kualitas, maupun kuantitas data.




a.d.3.Menentukan Model Matematis untuk Teori Tersebut
Untuk mengetahui pengaruh kedua variabel, kita perlu menggambarkan data keduanya ke dalam diagram pencar (scatter diagram atau scattergram).
Dengan diagram pencar tersebut, kita bisa korelasi kedua variabel apakah positif atu negatif. Kemudian selanjutnya kita membuat taksiran awal dan membuat model matematis sederhananya.


a.d.4.Menentukan Model Statistic, atau ekonometri, dari Teori Tersebut
               Model matematis murni yang dirumuskan pada langkah sebelumnya tidak selalu benar adanya. Model semacam itu mengasumsikan suatu hubungan yang pasti (deterministik) antara kedua variabel tersebut. Padahal dalam kenyataan sering hubungan variabel tidak pasti atau bersifatstatistik.
               Oleh karena hal di atas, maka kemungkinan pengaruh semua variabel lain dimasukkan ke model matematis tadi (sehingga menjadi model statistik). Semua pengaruh variabel lain diwakilkan dengan variabel “u” untuk menyatakan faktor kesalahan acak atau gangguan acak.
Model yang sudah ditambah dengan faktor variabel lain itu merupakan model statistic atau empiris atau ekonometri. Persamaan (model) itu merupakan salah satu contoh model regresi linear dan inilah yang menjadi topik utama pembahasan.
               Dalam model ini terdapat 2 variabel yakni variabel tak bebas(dependent variabel),variabel yang berada di sisi kiri dan variabel bebas(independent variabel), variabel yang berada di sisi kanan atau variabel yang bersifat menjelaskan (explanatory variable).
               Dalam regresi ada hubungan sebab akibat. Apakah ini berarti bahwa kedua variabel pada model ekonometri memiliki hubungan sebab-akibat; dalam hal ini variabel independent merupakan faktor penyebab variabel independent sedangkan variabel dependent merupakan faktor akibat?Tidak selalu demikian keadaannya. Sebagaimana diuraikan oleh Kendall dan Stuart, “Suatu hubungan statistik, betapapun kuat dan meyakinkan, tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat : gagasan kita tentang hubungan sebab akibat tentulah berasal dari luar ilmu statistic, yaitu pada intinya berasal dari beberapa teori yang ada.”
               Jika hubungan sebab-akibat tidak dapat ditentukan, maka lebih tepat bila kita menyebutnya sebagai hubungan prediktif: Berdasarkan nilai variabel independent tertentu, dapatkah kita memprediksi besarnya variabel dependent?

a.d.5.Menaksir Parameter-parameter dari Model Ekonometri yang Dipilih
               Berdasarkan data yang ada bagaimana kita menaksir parameter-parameter dari model ekonometrika tadi, dalam hal ini bagaimana kita memperoleh angka-angka (hasil taksiran) dari kedua parameter ini? Ini akan menjadi focus bahasan di Bagian II, dimana kita mengembangkan metode yang cocok, terutama metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least-square/OLS).
               Dengan OLS kita mendapat persamaan yang masih merupakantaksiran dari model sebelumnya. Ini ditandai dengan “^” pada variabel dependentnya. Taksiran atas μ disebut sisa atau residual.
Garis regresi yang ditaksir, menyatakan hubungan antara variabel independent rata-rata dan variabel dependent.

Ad.6 Memeriksa Kecocokan Model : Pengujian Spesifikasi Model
               Perlu kita ingat lagi bahwa regresi tidak menjelaskan hubungan sebab-akibat; teori yang relevan haruslah menentukan apakah salah satu atau lebih variabel bebas memiliki hubungan dengan variabel tidak bebas.
               Pada tahap ini kita akan membuat regresi linear berganda dan kemudian juga membuat penaksiran empiris atas model yang ada pada langkah sebelumnya menggunakan metode OLS.
Maka model mana yang akan kita pilih, model pada langkah yang ke-6 ini atau model yang pada langkah ke-5 tadi? Karena model persamaan pada langkah ke-6 ini telah mencakup model yang ada pada langkah sebelumnya, maka kita pilih model pada langkah ke-6 ini.
               Lalu kita akan berhenti sampai mana? Variabel-variabel lain bisa jadi tersedia, namun kita mungkin tidak ingin memasukkan semua variabel tersebut ke dalam model karena tujuan pengembangan model ekonometri bukan untuk menangkap realitas secara keseluruhan, melainkan hanya segi-segi yang penting saja. Bila kita memasukkan semua variabel yang mungkin ke dalam model regresi, model tersebut akan menjadi susah dipakai dan sangat tidak praktis. Model yang dipilih akhirnya haruslah yang merupakan replika yang cukup masuk akal dari realitas yang sesungguhnya.

a.d.7.Menguji Hipotesis yang Dihasilkan dari Model
               Setelah akhirnya berhasil menetapkan sebuah model, kita mungkin ingin melakukan pengujian hipotesis. Dalam hal ini, kita mungkin ingin mengetahui apakah model yang ditaksir masuk akal dari sisi ilmu ekonomi dan apakah hasil yang diperoleh cocok dengan teori ekonomi yang mendasarinya.

a.d.8.Menggunakan Model untuk Melakukan Prediksi atau Peramalan
               Model yang kita taksir akan kita gunakan untuk  prediksi atauperamalan. Nantinya kita akan dapat membandingkan nilai prediksi dengan nilai aktual yang tersedia. Selisih antara kedua nilai tersebut menyatakankesalahan prediksi. Tentu kita akan berusaha agar kesalahan prediksi itu sekecil mungkin.



TABEL 1.1TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA SIPIL (TPAKS), ANGKA PENGANGGURAN SIPIL (APS), DAN RATA-RATA PENGHASILAN RIEL PER JAM (RPJ82)* DI AS UNTUK PERIODE 1980-2002
                    Tahun                   TPAKS (%)                 APS (%)          RPJ82 (US$)
                    1980                                 63,8                 7,1                              7,78    
                    1981                                 63,9                 7,6                              7,69
                    1982                                 64,0                 9,7                              7,68
                    1983                                 64,0                 9,6                              7,79
                    1984                                 64,4                 7,5                              7,80
                    1985                                 64,8                 7,2                              7,77
                    1985                                 65,3                 7,0                              7,81
                    1987                                 65,6                 6,2                              7,73
                    1988                                 65,9                 5,5                              7,69
                    1989                                 66,5                 5,3                              7,64
                    1990                                 66,5                 5,6                              7,52
                    1991                                 66,2                 6,8                              7,45
                    1992                                 66,4                 7,5                              7,41
                    1993                                 66,3                 6,9                              7,39
                    1994                                 66,6                 6,1                              7,40
                    1995                                 66,6                 5,6                              7,40
                    1996                                 66,8                 5,4                              7,43
                    1997                                 67,1                 4,9                              7,55
                    1998                                 67,1                 4,5                              7,75
                    1999                                 67,1                 4,2                              7,86
                    2000                                 67,2                 4,0                              7,89
                    2001                                 66,9                 4,8                              7,99
                    2002                                 66,6                 5,8                              8,14
*RPJ82 menyatakan rata-rata penghasilan perjam berdasarkan harga konstan tahun 1982

 

Langkah                                              Contoh
1.Pernyataan Teori                              Hipotesis Tenaga Kerja Bertambah/Berkurang                      
2.Pengumpulan Data                           Tabel 1.1
3.Model Matematis untuk Teori         TPAKS = B+ B2APS
4.Model Ekonometri untuk Teori       TPAKS = B+ B2APS + u
5.Penaksiran Parameter                       TPAKS = 69,9963 – 0,6513APS
6.Periksa Kecocokan Model               TPAKS= 80,9 – 0,67APS – 1,4RPJ82
7.Pengujian Hipotesis                         B2 < 0 atau B2  >  0
8.Prediksi/Peramalan                           Berapa besar TPAKS, pada nilai APS dan RPJ92 tertentu?
 

REFERENSI:
Gujarati, Damondar. “Essensial of Econometrics”